SAMPIT, – Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia tingkat SMA dan SMK Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan menyelenggarakan seminar edukatif dengan tema “Meningkatkan Literasi Melalui Pembelajaran Sastra di Sekolah.” Acara ini dijadwalkan pada Sabtu, 19 Oktober 2024, bertempat di Aula Bapperida Kotim, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Seminar yang diadakan tahun ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Bulan Bahasa yang selalu diperingati pada bulan Oktober. Tahun ini, kegiatan tersebut menjadi semakin penting setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan deklarasi “Sastra Masuk Kurikulum” pada 20 Mei 2024 lalu.
Deklarasi tersebut menegaskan pentingnya penggunaan karya sastra sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka, yang bertujuan meningkatkan minat baca, menumbuhkan empati, serta mengasah kreativitas dan nalar kritis siswa.
Ketua panitia, Trisnawati, menjelaskan bahwa seminar ini akan menghadirkan pemateri berpengalaman dari Palangka Raya, seorang dosen sastra yang sebelumnya mengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Palangka Raya.
“Beliau adalah tokoh yang sangat kompeten di bidang sastra dan pendidikan. Kami berharap kehadirannya dapat memberikan wawasan yang mendalam mengenai bagaimana sastra dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pendidikan sesuai dengan Kurikulum Merdeka,” ujar Trisnawati.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para guru untuk lebih kreatif dalam mengajar. “Kami ingin guru-guru Bahasa Indonesia di SMA dan SMK di Kotim mendapatkan bekal yang kuat tentang cara menggunakan karya sastra untuk menumbuhkan nalar kritis dan empati siswa.
Sastra tidak hanya tentang membaca cerita, tetapi juga tentang memahami kehidupan dan manusia. Ini yang harus kita tanamkan kepada siswa kita, selain itu kami juga berharap tidak hanya guru Bahasa Indonesia yang mengikuti kegiatan ini, tapi guru dari mata pelajaran lain pun juga turut serta, karena literasi adalah tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.
Seminar ini telah mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, serta Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA dan SMK Kabupaten Kotawaringin Timur. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, panitia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi dunia pendidikan di Kotim.
Memupuk Kreativitas Melalui Sastra
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, karya sastra memiliki peran yang sangat strategis. Karya sastra tidak hanya dilihat sebagai bacaan hiburan, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran yang dapat mengasah daya pikir, kreativitas, dan empati siswa. Pemateri dari Universitas Palangka Raya tersebut dipilih untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana sastra dapat diintegrasikan dalam berbagai pelajaran dan kegiatan pendidikan.
“Kami percaya bahwa sastra memiliki kekuatan untuk membentuk karakter dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan Kurikulum Merdeka, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran, dan sastra bisa menjadi alat yang efektif untuk mencapai hal tersebut,” terang Trisnawati.
Tidak hanya itu, Trisnawati juga menambahkan bahwa kegiatan ini akan menjadi wadah untuk berbagi pengalaman di antara para guru Bahasa Indonesia di Kotim. “Kami berharap guru-guru dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman tentang bagaimana mereka menerapkan sastra dalam pembelajaran sehari-hari. Melalui diskusi ini, kita bisa menemukan metode yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa di era saat ini,” jelasnya.
Deklarasi “Sastra Masuk Kurikulum” Jadi Pemicu
Deklarasi “Sastra Masuk Kurikulum” yang dicanangkan pada 20 Mei 2024 lalu oleh Kemendikbud menjadi landasan utama diselenggarakannya seminar ini. Melalui program ini, pemerintah berharap agar karya sastra semakin banyak digunakan sebagai bahan ajar dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di berbagai sekolah di Indonesia. Karya-karya sastra yang dipilih tidak hanya berasal dari penulis lokal, tetapi juga karya sastra internasional yang dapat memperluas wawasan siswa tentang dunia.
Deklarasi ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan siswa. Dengan memperkenalkan sastra sejak dini, diharapkan siswa dapat lebih tertarik untuk membaca dan menulis, sekaligus membangun karakter yang lebih empatik dan kritis.
Harapan ke Depan
Melalui kegiatan ini, MGMP Bahasa Indonesia Kotim berharap para guru dapat membawa semangat baru dalam mengajar sastra di kelas. “Kami sangat antusias dengan pelaksanaan seminar ini dan berharap ini bisa menjadi titik awal yang baik untuk pengajaran sastra yang lebih interaktif dan bermakna bagi siswa,” tutur Trisnawati.
Sebagai puncak acara, panitia akan menyelenggarakan sesi diskusi interaktif antara peserta dan pemateri, di mana para guru dapat bertanya langsung dan mendapatkan panduan lebih lanjut tentang pengajaran sastra dalam konteks Kurikulum Merdeka. Panitia berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut setiap tahunnya, sebagai upaya untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap sastra di kalangan siswa dan guru.
Dengan rangkaian kegiatan yang sudah disiapkan dengan matang, seminar ini diharapkan menjadi wadah untuk memperkuat pendidikan sastra di Kabupaten Kotawaringin Timur, sekaligus merayakan pentingnya bahasa dan sastra dalam kehidupan sehari-hari. //
Ikuti Kaltengbicara.com di Google News untuk dapatkan informasi lainnya.