PULANG PISAU, KBC – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Palangka Raya (UPR) ikut mengantarkan Wisatawan Mancanegara untuk melihat Adat Istiadat, Tradisi, Kearifan Lokal yang ada di Desa Sigi, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau pada Selasa, (16/7/2024).
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Desa Sigi sudah dimulai sejak tahun 2022 sampai saat ini masih ada beberapa wisatawan yang tertarik berkunjung ke Desa Sigi, terdapat 8 orang wisatawan mancanegara yang berasal dari Nlnegara Belanda, Belgium, Amerika dan Australia.
Adapun kunjungan mereka ke Desa Sigi untuk melihat Pasah Patahu yang terletak ditengah dundaran Desa Sigi, dan melihat Sandung yang berada di depan sebagian rumah warga yang beragama Hindu kaharingan.
Pasah Patahu adalah sebuah bangunan kecil menyerupai rumah yang menjadi tempat Ritual atau Persembahan dalam rangka untuk menghormati para leluhur nenek moyang atau orang tua dulu yang masih dijaga dan sangat dihormati. Di dalam Pasah Patahu terdapat sesajen. Hal tersebut sengaja dibuatkan tempat khusus agar turut menjaga kampung atau wilayah sekitarnya dari segala bahaya yang mengancam, baik bahaya dari luar maupun dari dalam, Pasah patahu juga dimanfaatkan sebagai media perantara untuk memanjatkan doa atau berhajat.
Sandung adalah tempat menyimpan tulang manusia yang sudah meninggal dan beragama Hindu Kaharingan. Bangunan Sandung dibuat khusus hanya untuk satu keluarga yang satu keturunan. Sebelum peletakan tulang kedalam Sandung, terlebih dahulu dilakukan proses upacara Ritual Tiwah yang merupakan ritual pengantaran Liaw (arwah) menuju Lewu Tatau (surga).
“In my opinion, Sigi Village is geographically very small, even though it is small, the history of this village is very special, as can be seen from the local wisdom which is still strong among the local community, and we hope they will continue to preserve the traditions. The best thing about traditions is how these traditions continue from From generation to generation, even though there are changes in our time, we continue to continue the tradition. And we also have to teach young people the traditions that we must preserve. (Menurut saya Desa Sigi secara gografis sangatlah kecil, walaupun kecil sejarah Desa ini sangat istimewa terlihat dari Kearifan Lokal yang hingga saat ini masih kental dikalangan masyarakat setempat, dan kami berharap mereka tetap melestarikan tradisi, hal yang terbaik dari tradisi adalah bagaimana tradisi tersebut tetap berlanjut dari generasi kegenerasi selanjutnya walaupun ada perubahan pada perkembangan zaman kita terus melanjutkan tradisinya. Dan kita pun harus mengajarkan anak muda terhadap tradisi yang harus kita lestarikan)”. Said Mr. Robert (38 years old) American tourist. (Ucap Mr. Robert (38 tahun) wisatawan Amerika)
Kedatangan wisatawan mancanegara disambut baik oleh Kepala Desa Sigi yakni Bapak Imping dan Ia berharap kedepan wisatawan yang datang semakin banyak sehingga Desa Sigi semakin dikenal dunia.
“Harapan saya selaku Kepala Desa Sigi agar kedepannya Wisatawan yang datang semakin banyak sehingga Desa Sigi yang kami Pimpin dikenal keluar negeri dan kami juga sebagai pemerintah desa berupaya dan berjuang membangun wisata bahari supaya bisa memperkenalkan kan potensi2 desa yg ada didesa sigi…dan saya juga berupaya memperkenalkan seluruh desa yg ada di kecamatan kahayan tengah kepada turis yang datang supaya desa yg ada di ruang lingkup kecamatan kahayan tengah bisa dikunjungi oleh turis2 asing.” Ucap Imping.
Mahasiswa KKN UPR yang sedang mendampingi para wisatawan juga antusias karena dapat bertukar pikiran dan berlajar pengalaman dengan para wisatawan.
“Kami selaku Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Palangka Raya sangat bangga bisa ikut serta mendampingi para Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke Desa Sigi dan bisa bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dengan para Wisatawan. Tutup Dayu Anggara Selaku Ketua Kelompok. // (KBC/006)
Ikuti Kaltengbicara.com di Google News untuk dapatkan informasi lainnya.