PULANG PISAU, KBC – Momentum hari jadi Kabupaten Pulang Pisau yang ke 22 adalah momen yang seharus setiap unsur masyarakat maupun organisasi bahkan perangkat institusi ikut andil dalam partisipasi memeriahkan kegiatan tersebut sebagai bentuk dukungan dalam setiap pembangunan bagi kemajuan daerah terkhususnya di Kabupaten Pulang Pisau.
Namun momentum tersebut tidak dirasakan oleh segelintir organisasi yang keberadaannya telah diakui oleh negara salah satunya ialah organisasi Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) wilayah Kabupaten Pulang Pisau. Pengurus DPD TBBR Kab. Pulang Pisau, Nikco menyatakan kekecewaan saat dihubungi beberapa waktu lalu melalui via telepon.
“Beberapa kali kegiatan besar di kabupaten Pulang Pisau kita tidak pernah diundang, padahal keberadaan kita diakui oleh negara, kita juga melaporkan ke Kesbangpol tiap tahunnya, namun sangat disayangkan kita seperti dianaktirikan, bahkan seperti tidak dianggap, padahal kita siap berkolaborasi dan mendukung pembangunan di daerah kabupaten Pulang Pisau ini” ungkapnya.
Ia juga mengibaratkan seperti Ibu Bapak Kandung yang membuang anaknya sendiri “bagaimana bisa terciptanya kolaborasi untuk pembangunan yang baik, jika dari hal seperti ini saja tidak dilibatkan, jangankan untuk dilibatkan diundang sajapun tidak” tuturnya.
Ketua pengurus DPD TBBR Pulang Pisau tersebut juga menuturkan bahwa mereka bukan berarti ingin dihormati, melainkan mereka hanya ingin adanya wujud pengakuan dari pihak pemerintah setempat. Ia juga berharap kedepannya agar Pemkab Pulang Pisau dapat melibatkan mereka dalam setiap momentum kegiatan yang ada di lingkup Kabupaten Pulang Pisau.
Disisi lain dikabarkan bahwa dalam waktu dekat ini pimpinan tertinggi Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng, Pangkalima/Pangalangok Jilah akan bersilaturahmi dengan pengurus berserta seluruh anggota PM TBBR kabupaten Pulang Pisau. // (KBC/001)
Ikuti Kaltengbicara.com di Google News untuk dapatkan informasi lainnya.