KALTENGBICARA.COM – SAMPIT. Final cabang olahraga (Cabor) sepak bola Pekan Olahraga Propinsi (Porprov) XII Kalteng yang sedianya dilangsungkan Jumat (4/8), batal diselenggarakan. Hal ini menuai kekecewaan dari insan olahraga, khususnya warga Kotim, walaupun Kotim merebut medali emas meski tanpa ada lawan di final.
“Kekecewaan saya sebagai penghobi olahraga sepak bola sangatlah wajar, karena dengan susah payah tim sepak bola Kotim mempersiapkan tim untuk berlaga di Porprov,” ungkap Ancah, penghobi olahraga di Kotim Sabtu (5/8).
Menurutnya, banyak persiapan yang harus dilakukan untuk menyukseskan pagelaran pesta akbar olahraga terbesar di Kalteng ini, termasuk cabang olahraga sepak bola.
“Penuh suka duka, seperti lokasi latihan yang tidak representatif. Pasalnya, saat itu karena lapangan Stadion 29 Nopember Sampit masih tahap persiapan Porprov dan tidak bisa digunakan,”.terang pria yang pernah menjadi pengurus teras di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)/Assosiasi Kabupaten PSSI Kotim ini
Namun, lanjutnya, dengan semangat ingin mengangkat prestasi sepak bola Kotim di ajang bergengsi ini, ternyata disayangkan di puncak pertandingan diwarnai aksi protes dari tim Palangka Raya dan Sukamara.
.
“Dalam hal ini seharusnya dari Askab PSSI bersikap tegas kembalikan ke aturan PSSI. Pertandingan final seharusnya tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan dengan lawan main Sukamara. Masalah protes harusnya dibahas dalam rapat tim Askab setelah semua pertandingan final selesai,” tambah Ancah.
Jika terbukti ada pelanggaran, terang Ancah, maka kemenangan dianulir dengan adanya SK Askab hasil rapat dan disampaikan dengan jumpa pers.
“Protes diselesaikan di meja rapat bukan di lapangan hijau. Jika tidak puas dengan hasil keputusan bisa protes, maka masih ada jalan banding. Artinya, jangan mengorbankan jadwal pertandingan final yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kotim yang berujung kekecewaan,” lanjut pria yang juga pernah menjadi pengurus inti di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotim ini.
Disampaikannya, banyak yang kecewa dengan keputusan ini. Terutama bagi suporter yang sudah siap dengan berbagai tabuhan dan atribut untuk mendukung tim kesayangannya bermain.
“Bahkan ada anggapan bahwa ini salah satu indikasi ingin menggagalkan kesuksesan pelaksanaan Porprov XII yang tuan rumahnya Kotim. Karena kita ketahui juara umum tanpa sepakbola terasa belum juara, karena sepakbola olahraga yang sangat populer oleh semua kalangan,” lanjut ini
Permasalahan tim Palangka Raya vs Sukamara sedangkan Kotim kena imbasnya. “Kalau mau main bersih seharusnya dari awal Porprov jangan saat final. Yang digarisbawahi adalah ada indikasi menggagalkan penyelenggaraan Porprov XII Kalteng di Kotim. Ini menjadi pelajaran ke depan bagi seluruh tim Kalteng demi kemajuan olahraga di bumi Tambun Bungai,” pungkasnya.
Pertandingan final sepak bola Porprov XII Kalteng antara Kotim melawan Sukamara mencapai antiklimaks. Hal ini dipicu oleh protes kontingen Palangka Raya terhadap tim Sukamara yang anggap menggunakan atlet sepak bola dari luar Kalteng. //
(KBC/007).