KaltengBicara.com – Palangka Raya. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Palangka Raya , melalui Bidang Penguatan Kapasitas Perempuan (PKP) Launching Sekolah Gerakan Perempuan (SGP) GMKI Palangka Raya Tahun 2022 yang akan berjalan kurang lebih selama 3 bulan kedepan pada Selasa, (9/8).
Melina Kristiani selaku Ketua Bidang PKP menyampaikan dalam sambutannya kegiatan tersebut mengangkat tema nasinal GMKI, yakni Lihatlah Kristus menjadikan semuanya baru yang terambil dari nast Alkitab Wahyu 21:1-5.
“Subtema yang kami angkat yakni memperbaharui persaudaraan, meningkatkan kepedulian, dan merengkuh mereka tang rapuh dalam upaya menciptakan bumi (Indonesia) yang baru,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, kegiatan tersebut dilaksanakan di Student Center GMKI Cabang Palangka Raya yang terletak di Jalan Baban 1 c, atau Komplek GKE Sakatik.
“Untuk peserta, kami mengajak tidak hanya dari kader GMKI saja, melainkan juga dari kawan – kawan mahasiswa yang lain,” tuturnya.
Dirinya kembali menerangkan SKP tersebut merupakan bagian dari program kerja pihaknya yang telah dirumuskan sejak lama dan baru bisa direalisasikan sekarang.
“Tujuannya jelas untuk memperkuat kapasitas para kader kita tentang pemahaman mendasar apa itu feminisme, gender serta apa yang diperjuangkan didalamnya baik bagi perempuan maupun laki – laki,” terangnya.
Selain menerima materi terkait dengan dengan materi kesetaraan gender, peserta juga diberikan materi bersifat kekristenan.
“Selain itu, untuk peningkatan kapasitas ini, kita juga belajar tentang kepemimpinan. Karena, secara stereotipe banyak orang menganggap pemimpin itu hanya kaum laki – laki saja, padahal perempuan juga bisa berpotensi sebagai pemimpin,” terangnya.
Maka dari itu, sekolah ini menjadi harapan besar untuk modal awal mencetak kader-kader yang punya pemahaman gender serta yang mengerti bagaimana nanti ketika menemukan kasus, misalnya kekerasan seksual dan kampanye-kampanye menolak pernikahan anak usia dini.
“Kami ingin mengingatkan kepada semua, konstruksi sosial terkait perempuan yang dibawah laki – laki itu cukup keliru. Padahal posisi dari perempuan dan laki – laki itu sama. Dan kami berharap semua kalangan dapat memahami secara menyeluruh berkaitan dengan kesetaraan gender ini,” tutupnya.//// (Gum)