PALANGKA RAYA, KBC – Puluhan massa yang tergabung didalam koalisi Gerakan Cipayung Plus Sangkal (Bersama Bangkal) melakukan aksi demonstrasi di depan Polda Kalimantan Tengah pada Kamis, (12/10).
Aksi itu terjadi atas konflik yang terjadi di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, yang mengakibatkan satu masyarakat yang memperjuangkan hak mereka menjadi korban tewas tertembak oleh aparat dibagian dada dan beberapa korban lainnya yng harus dirawat dengan serius di Rumah Sakit.
Dalam berlangsungnya unjuk rasa sempat terjadi bersitegang dengan aparat kepolisian setelah para demonstran memaksa untuk memasang spanduk yang bertuliskan “Copot Kapolda Kalteng” dipagar pintu masuk Polda Kalteng, akibat tidak adanya Kapolda di tempat.
Aparat keamanan menghalangi massa aksi untuk melakukan hal tersebut. Karena itu, tampak seluruh demonstran memutuskan untuk melakukan pembakaran Ban di depan pintu masuk Polda Kalteng, sebagai bentuk kemarahan mereka karena Kapolda atau Wakapolda tidak ada yang menemui massa aksi.
Pihak demonstran sempat memanas, karena mereka menuntut untuk segera dipasangnya spanduk di depan pintu masuk Polda Kalteng, yang bertuliskan “Copot Kapolda Kalteng”.
Melihat hal ini, perwakilan lembaga-lembaga yang tergabung dalam aliansi Cipayung mengeluarkan statemen dan memberikan rapot merah atas kinerja Kapolda Kalteng.
Di tempat yang sama, Juru Bicara Aksi, Bung Agus menyanyangkan ketidakhadiran Kapolda untuk menemui massa Aksi.
“Kami Gerakan Cipayung Plus Sangkal (berSAma baNGKAL), jelas kecewa dan kami mendesak Kapolda Kalteng dan Kapolres Seruyan Dicopot dari jabatannya atau mengundurkan diri, jika dalam hitungan 3×24 Jam tidak ada progres dan transparansi akan siapa pelaku penembakan maka kami akan penuhi Polda Kalteng dengan massa yang lebih banyak,” Pungkas Jubir Aksi.
Untuk diketahui, Gerakan Cipayung Plus Sangkal ( Bersama Bangkal ) terdiri dari GMKI, PMKRI, KMHDI, IMM, GMNI, LMND dan KAMMI. //
(KBC/001)