PALANGKA RAYA, KBC – Pemerintah Kota Palangka Raya menggelar kegiatan doa lintas agama dalam rangka menjelang pelaksaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk menolak sikap intoleransi, radikalisme dan terorisme untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban serta kedamaian di kota palangka raya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang organisasi kepemudaan, tokoh agama lintas kepercayaan, tokoh masyarakat, tokoh budaya, penyelenggara pemilu dan kepolisian termasuk dari mahasiswa dibeberapa perguruan tinggi. Acara ini dibuka oleh Pj. Wali Kota Palangka Raya yang diwakili Asisten 1 Setda Kota Palangka Raya Sahdin Hasan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Peteng Karuhei II, Kantor Wali Kota Palangka Raya di jl. Tjilik Riwut No. 98, Kota Palangka Raya pada Rabu, 26 Juni 2024.
Dalam acara pembuka setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dalam suasana yang penuh khidmat, para pemimpin agama secara bergantian memimpin doa dan menyampaikan pesan perdamaian serta pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama.
Memasuki sesi seminar yang mengusung tema “Pilkada Damai Tanpa Intoleransi”, Prof. Dr. Andrie Elia Embang, SE., M.Si atau disapa Prof.AE sebagai Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Palangka Raya menjadi narasumber utama dengan materi “Bergandeng tangan menjaga kondusifitas: Palangka Raya menatap Pemilukada”. Dalam pemaparannya, Prof. Andrie Elia Embang (Prof.AE) menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama masa Pilkada.
“Intoleransi, radikalisme, dan terorisme adalah ancaman nyata bagi demokrasi dan kedamaian. Kita semua harus bersatu untuk menolak segala bentuk tindakan yang menjadi pemicu perpecahan dan menjaga harmoni dalam masyarakat,” ujarnya.
Prof.AE juga menjelaskan bahwa Pemilukada merupakan sistem yang dijalankan dalam sistem demokrasi. Dan beliau mengutip pengertian demokrasi menurut Abraham Lincoln yang mengatakan bahwa pemerintah berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka dari itu menurut prof. AE demokrasi ini harus dijalankan dan dijaga bersama sehingga kedepan dalam pemilukada dapat berjalan dengan baik karena pemilu adalah kedaulatan rakyat itu sendiri.
“Demokrasi menurut Abraham Lincoln mantan presiden Amerika itu kan suatu pemerintahan yang dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dan implementasi demokrasi itu adalah pemilu, maka dari itu pemilukada ini adalah bentuk kedaulatan rakyat itu sendiri.” pungkasnya.
Prof. AE juga mengapresiasi upaya pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat yang telah berkomitmen untuk menjaga situasi kondusif menjelang Pilkada. “Kota Palangka Raya harus menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan Pilkada yang damai dan bebas dari intoleransi,” tambahnya.
Kegiatan doa lintas agama ini diakhiri dengan menyanyikan salah lagu kebangsaan untuk pengingat agar Pilkada kedepan berjalan aman dan damai. Peserta yang hadir terlihat antusias dan kegiatan ini penting untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat yang beragam serta agar semangat toleransi dan kerukunan dapat terus terjaga, sehingga Pilkada 2024 di Palangka Raya dapat berjalan dengan aman, tertib, dan damai. // (KBC/001)
Ikuti Kaltengbicara.com di Google News untuk dapatkan informasi lainnya.