Bangun Generasi Cinta Budaya, Organisasi BMPL-TB Fokus Lestarikan Bela Diri Silat dan Tradisi Dayak

Logo Betang Main Palangka Liu Tarantang Batarung

PALANGKA RAYA – Sebuah wadah baru pelestarian budaya Dayak telah berdiri di Kalimantan Tengah dengan nama Betang Main Palangka Liu Tarantang Batarung (BMPL-TB). Organisasi ini hadir sebagai gerakan budaya yang mengusung semangat untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan seni bela diri silat Dayak serta berbagai nilai kearifan lokal yang telah menjadi warisan leluhur masyarakat Dayak.

BMPL-TB lahir dari kesadaran akan pentingnya menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi yang terus berkembang. Organisasi ini tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya para pelaku budaya, seniman, dan pecinta tradisi, namun juga sebagai motor penggerak dalam pewarisan nilai-nilai budaya kepada generasi muda.

WhatsApp Image 2025-02-22 at 19.50.37 (1)
WhatsApp Image 2025-03-29 at 10.36.20
WhatsApp Image 2025-02-22 at 19.50.37
WhatsApp Image 2025-02-22 at 19.56.26
WhatsApp Image 2025-02-22 at 23.33.16 (2)
WhatsApp Image 2025-02-22 at 23.33.16 (1)
WhatsApp Image 2025-02-22 at 23.33.16
#f1ad15(7)
previous arrow
next arrow

“Betang Main Palangka Liu Tarantang Batarung bukan hanya sekadar organisasi, tetapi merupakan gerakan bersama untuk menjaga dan meneruskan warisan leluhur Dayak yang sangat berharga. Kami ingin generasi muda tidak hanya mengenal budayanya, tetapi juga bangga dan siap memperjuangkannya di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Zakaria, Ketua Umum BMPL-TB saat diwawancara secara pribadi oleh wartawan Kaltengbicara.com

Zakaria juga menegaskan bahwa BMPL-TB didirikan sebagai bentuk komitmen jangka panjang dalam melestarikan kebudayaan Dayak, khususnya seni bela diri silat tradisional yang kini semakin jarang dipraktikkan secara luas.

Dengan visi menjadi wadah inspiratif pelestari budaya, BMPL-TB mengemban misi penting di antaranya membangun kesadaran generasi muda untuk mencintai dan menjaga warisan budaya, melakukan pelatihan dan pembinaan bela diri silat Dayak, serta menumbuhkan rasa kebanggaan akan identitas diri sebagai bagian dari bangsa yang kaya akan budaya.

Organisasi ini berazaskan Pancasila dan UUD 1945, serta bersifat terbuka bagi siapa saja yang peduli terhadap pelestarian budaya Dayak, baik dari kalangan seniman, akademisi, hingga masyarakat umum.

“Dengan semangat gotong royong dan keterbukaan, kami ingin menjadikan BMPL-TB sebagai ruang kolaboratif lintas generasi. Ini adalah gerakan budaya yang berangkat dari hati, dan kami percaya budaya Dayak layak mendapat panggung besar, baik di dalam negeri maupun di dunia, saya sangat meyakini apa yang lahir dari hati maka akan sampai kehati setiap generasi” tambah Zakaria.

BMPL-TB berkedudukan di Kota Palangka Raya sebagai pusat organisasi, dan ke depannya akan membuka cabang di berbagai wilayah sesuai kebutuhan.

Dan organisasi ini menjadi langkah awal untuk membangun sinergi antara pelestarian budaya dan pengembangan potensi lokal, sejalan dengan upaya memperkuat jati diri masyarakat Dayak di era globalisasi agar generasi dayak tidak kehilangan identitasnya serta penjaga utus (harkat martabat dan generasi) dan panatau tatu hiang (warisan leluhurnya).

“Saya ingin generasi emas dayak tidak kehilangan jati dirinya sehingga tidak terlena mencintai budaya luar namun justru harus mencintai dan menjadi penjaga utus dan panatau tatu hiang.” Tegasnya. //

Ikuti Kaltengbicara.com di Google Newsuntuk dapatkan informasi lainnya.

banner 325x300
pesona haka kalibata