KaltengBicara.com – Sampit. Salah satu dinas yang semestinya aktif untuk memberikan informasi terhadap publik diminta untuk aktif melawasan infonasi hoax terlebihnya saat ini kita akan memasuki tahun politik menjelang Pileg hingga pilres 2024 nantinya. Berbagai informasi “hoax” atau palsu beredar di lini masa, menyebar lewat media sosial seperti Facebook, Whatsapp dan lainnya.Pesatnya perkembangan telepon pintar membuat publik semakin mudah mengakses beragam informasi dan berita hanya dalam genggaman tangan, namun imbasnya informasi palsu ikut tersebar dengan mudah yang bagi sejumlah orang malah diyakini sebagai kebenaran.
“Kami minta dinas yang bersangkutan memaksimalkan kinerja nya untuk melawan hoak terlebihnya tidak lama lagi kita akan melaksanan pemilihan legislatif pasalnya saat ini untuk partai sudah mulai melakukan penjaringan untuk para calon legislatif.” ujar Khozaini Anggota Komisi IV DPRD Kotim pada Jumat, (17/03).
Dan tambahnya Dinas Kominfo mestinya sudah punya strategi guna mengatasi hal ini maka dari itu dari sekarang kita mendorong supaya dari sekarang mulai aktif kapan perlu membentuk tim khsus guna memerangi informasi hoak yang dikawatirkan pada saat Pileg hingga pilres mendatang maka marak muncul nya informasi informasi yang tidak benar (hoax) pasalnya informasi era milenial dewasa ini semakin terbuka dan bebas. Di sisi lain, banjir informasi dan kecenderungan publik mengonsumsi konten dunia mayasecara instan makin menyuburkan berita bohong (hoax). Saya sarankan untuk menanggulanginya diperlukan optimalisasi digital smart media. Perubahan informasi media yang terkait kehumasan sudah mengarah pada teknologi informasi digital.
“Dinas Kominfo harus sudah punya strategi dalam mengatasi hal ini, dari sekarang kita mendorong agar mulai aktif. Kapan perlu membentuk tim khsus guna memerangi informasi hoax yang dikawatirkan pada saat Pileg hingga Pilres mendatang yang akan marak munculnya informasi informasi yang tidak benar (hoax) pasalnya informasi era milenial dewasa ini semakin terbuka dan bebas. Di sisi lain, banjir informasi dan kecenderungan publik mengonsumsi konten dunia mayasecara instan makin menyuburkan berita bohong (hoax). Saya sarankan untuk menanggulanginya diperlukan optimalisasi digital smart media. Perubahan informasi media yang terkait kehumasan sudah mengarah pada teknologi informasi digital. “tutur Khozaini.///
(Rud).