KALTENGBICARA.COM, OPINI – JAKARTA. Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol. Suharyono Membuka secara resmi rangkaian kegiatan Turnamen Sepak Bola Piala Kapolda Sumbar dalam rangka Hari Bhayangkara Ke-77. Pembukaan berlangsung pada hari Rabu, tanggal 31 Mei 2023, di stadion Agus Salim, Padang, Sumbar.
Dihadiri ribuan penonton, peserta, tamu dan undangan, jajaran Polda Sumbar dan Polres/Polresta se-Sumbar, dan sejumlah kalangan atau jajaran eksternal Polri. Ada sejumlah tamu yang datang menghadiri undangan resmi Kapolda Sumbar untuk mengikuti dan menyaksikan secara langsung kegiatan Pembukaan.
Tamu undangan, antara lain : Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Penulis, Wakil Gubernur Sumbar Audy Jounaldy, Pimpinan Wilayah BRI Sumbar, sejumlah Pejabat Struktural Pemerintah Provinsi Sumbar, juga Wakil Kapolda Sumbar Brigjen Pol. Edi Mardianto, Irwasda Polda Sumbar Kombes Pol. Arif Rachman Hakim beserta Pejabat Utama (PJU) Polda Sumbar.
Kapolda Sumbar Irjen Pol. Suharyono bersama para tamu kehormatan dan undangan khusus menyaksikan kegiatan sesi Pembukaan dari atas tribune VVIP stadion Agus Salim.
Penulis yang juga mantan Tim Perumus UU Kepolisian di DPR-RI – kemudian melanjutkan pertemuan, dialog, dan diskusi berdua bersama Kapolda Sumbar Irjen Pol. Suharyono. Pertemuan dialog dan diskusi berlangsung pada hari Rabu siang, tanggal 31 Mei 2023, di ruang kerja Kapolda, kantor Polda, Padang, Sumbar.
Kapolda Sumbar Irjen Pol. Suharyono adalah seorang Perwira Tinggi Polri berpangkat Jenderal Bintang Dua. Terpilih sebagai Perwira Predikat Lulusan Terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1992 dengan meraih Penghargaan Adhi Makayasa.
Kemudian Penulis yang juga mantan Tim Perumus UU Kejaksaan di DPR-RI – bertemu, berdialog, dan berdiskusi bersama Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumbar Asnawi. Pertemuan dialog dan diskusi berlangsung pada hari Senin, tanggal 29 Mei 2023, di ruang kerja Kajati, kantor Kejati, Padang, Sumbar. Kajati Sumbar Asnawi adalah seorang Pejabat Struktural Kejaksaan RI dengan posisi jabatan Bintang Dua.
Pernah menjadi salah seorang Koordinator pada Jaksa Agung Muda bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (JAM Datun) Kejaksaan Agung RI dengan posisi jabatan Bintang Satu, menjadi Wakil Kajati Lampung, menjadi Wakil Kajati Sumut, menjadi salah seorang Direktur pada JAM Datun Kejaksaan Agung RI dengan posisi jabatan Bintang Dua, dan kini menjadi Kajati Sumbar.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah yang juga mantan Walikota Padang – berdiskusi bersama Penulis yang juga mantan Tim Perumus UU Pemerintahan Daerah. Terutama mengenai sejumlah perihal Pembangunan dan Pemajuan Daerah. Intisarinya adalah mengenai situasi dan kondisi keberadaan dan kemajuan Padang dan Sumbar pada umumnya.
Materi diskusi adalah serangkaian narasi yang memiliki relasi dengan dan dalam konteks Pembangunan Indonesia Maju dalam kerangka Kenusantaraan dan Kemajemukan Indonesia Raya. Sebuah dan serangkaian kualitas Peradaban Indonesia yang berbasis dan bermakna Nilai-Nilai Pancasila dan Kegotongroyongan Indonesia.
Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Kodam I/Bukit Barisan Brigjen TNI Rayen Obersyl berkomunikasi juga bersama dengan Penulis yang juga mantan Tim Perumus UU Pertahanan Negara di DPR-RI. Korem 032/Wirabraja berada di bawah komando teritorial Kodam I/Bukit Barisan dan meliputi dan membawahi wilayah teritorial Provinsi Sumbar.
Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Rayen Obersyl adalah seorang Perwira Tinggi TNI AD lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1992 berpangkat Jenderal Bintang Satu.
Ada sejumlah materi strategis dalam pertemuan dialog dan diskusi antara Penulis bersama dengan Kapolda Sumbar dan Kajati Sumbar. Pada dasarnya berkaitan dan berintikan pada perkuatan kapasitas institusi serta peningkatan dan percepatan kualitas kelembagaan untuk Membangun dan Memajukan Indonesia Raya.
Kapasitas institusi dan kualitas Kepolisian dan Kejaksaan beserta keseluruhan ekosistem jajaran, pada dasarnya harus senantiasa dan semakin dimaknai secara otentik dan konkrit. Pemaknaan tersebut mesti diletakkan dan diperuntukkan dalam konteks dan dalam kerangka Pembangunan dan Pemajuan Provinsi Sumbar dan kawasan.
Beberapa waktu sebelumnya, Penulis yang juga pernah diundang beberapa kali menjadi Dosen Tamu di beberapa Lembaga Pendidikan dan Perguruan Tinggi, mengunjungi kampus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Andalas (Unand), di Padang, Sumbar. Bertemu, berdialog, dan berdiskusi bersama sejumlah Akademisi, Intelektual, dan Ilmuwan di Padang, Sumbar. Juga bersama dengan pakar hukum Tata Negara Unand yang juga sekaligus Wakil Dekan Fakultas Hukum (FH) Unand Doktor Khairul Fahmi, S.H., M.H. Konstruksi dan substansi dialog bernarasikan pada Pembangunan Komisi-Komisi Negara dan Peningkatan Kualitas Otonomi Daerah dalam Format Disain Sistem Presidensial dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Ada beberapa tugas dan kegiatan yang dihadiri, diikuti, dilaksanakan dan diselesaikan oleh Penulis selama melakukan perkunjungan di Padang, Sumbar.
Ada pertemuan dialog dan diskusi bersama dengan kalangan Aktifis, Jurnalis, Profesional, Pimpinan dan Pengurus Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus, NGO/LSM, komunitas Civil Society, Paguyuban, dan lain-lain.
Kemudian menghadiri, mengikuti, dan sekaligus menyampaikan Pemikiran sebagai Keynote Speech dalam kegiatan Pengukuhan Struktur Kepengurusan Organisasi dan sekaligus Pelantikan DPW PPN Provinsi Sumbar.
Bertemu, berdialog, dan berdiskusi bersama Pimpinan dan Perwakilan Pengurus dari elemen Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus yang tergabung dalam “Kelompok Cipayung Plus” (HMI, GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, IMM, dan lain-lain).
Bertemu, berdialog, dan berdiskusi juga bersama dengan elemen dan komunitas Organisasi Kemahasiswaan Profesi Hukum yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI).
Provinsi Sumbar beserta ekosistem perjuangan dan pergerakan Sumbar – telah amat berjasa dalam merebut, mempertahankan, membangun, membangkitkan, dan memajukan Negara Proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945. Rakyat Sumbar beserta berbagai elemen dan komunitas perjuangan dan pergerakan sudah berjasa, berjuang, dan berperan aktif maksimal dan optimal pada Indonesia Raya.
Sejak sebelum maupun pada saat dan juga setelah Kemerdekaan RI. Sungguh-sungguh sangat banyak Pahlawan, Pemimpin, Pejabat Tinggi, Tokoh, Pejuang, Penggerak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kelahiran Sumbar serta “berdarah” dan berasal dari “Bumi Ranah Minang” (Sumbar).
Mohammad Hatta (Bung Hatta), Sutan Sjahrir, Muhammad Natsir, Tan Malaka, Agus Salim, Muhammad Yamin, Buya Hamka, Rasuna Said, Rohana Kudus, Adnan Kapau Gani, Hazairin, Abdul Moeis, Tuanku Imam Bonjol adalah beberapa figur di antara banyak Pahlawan, Pemimpin, Pejabat Tinggi, Tokoh, Pejuang, Penggerak NKRI yang kelahiran Sumbar serta berdarah dan berasal dari Sumbar.
Figur-figur tersebut d atas adalah teladan dan panutan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia di tingkat nasional, kawasan regional, dan dunia internasional.
Beberapa figur yang memang memiliki dan mempunyai integritas, kredibilitas, kualitas, kapasitas, dan kapabilitas kepribadian dan kepemimpinan yang relatif “utuh dan paripurna”.
Keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Sumbar dari perspektif historis dan sosiologis, pada dasarnya berbasis dan bertumpu pada Nilai-Nilai “Sinar dan Terang” kemanusiaan, kerakyatan, Kebudayaan, dan keadaban. Nilai-Nilai dan serangkaian narasi dan aksi tersebut bersifat “luhur, agung, mulia” dengan bersemangat kepelbagaian dan kebhinnekaan yang berkemanusiaan universal dan berkeadilan sosial.
Perihal tersebut mewarnai, menyertai, dan memaknai dinamika dan dialektika perjalanan dan pergerakan berkehidupan yang bersatu dan bergotongroyong di “Rumah Bersama Indonesia”.
Kebermaknaan Sumbar sebagai Rumah Bersama Indonesia akan semakin kukuh, kuat, tumbuh, dan subur ketika membangun dan merawat “keterbukaan” dengan menjaga dan menata kearifan lokal.
Sumbar menjadi senantiasa dan semakin bermakna dan berkemajuan ketika berbasis pada sosial dan kuktural kewargaan, sosial dan kultural kerakyatan, sosial dan kuktural kemasyarakatan, sosial dan kultural kepemimpinan, sosial dan kultural kebudayaan dan keekonomian yang bersifat terbuka, relevan, responsif, dan kondusif.
Perspektif historis dan sosiologis Sumbar serta terminologi sosial dan kultural Sumbar tersebut, pada dasarnya dan pada gilirannya semakin mengukuhkan dan meneguhkan keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Sumbar.
Sebuah dan serangkaian ekosistem Sumbar dan kawasan yang berposisi dan berfungsi penting, berpengaruh, dan menentukan secara Geopolitik Strategis. Sumbar adalah sebuah Provinsi yang membangun dan menumbuhkan moderasi dan toleransi sebagai bagian dari Negara Pancasila yang berbasis peradaban Indonesia dengan etos dan jiwa semangat Berbhinneka Tunggal Ika dan Bergotongroyong.
Keseluruhan pranata sosial, kultural, politikal ; infrastruktur kerakyatan, kemasyarakatan ; ekosistem Sumbar dan kawasan, mesti selalu dan semakin merawati dan memaknai keberadaan dan kemajuan NKRI.
Tentu semakin berarti berpengaruh dan menentukan ketika Sumbar menjadi garda terdepan dan elan terkemuka yang mempertahankan, menegakkan, dan memajukan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil, dan Makmur.
Negara Hukum Indonesia yang Berkebudayaan, Berkemanusiaan, Berkeadaban berdasarkan ideologi, dasar, falsafah Pancasila yang Demokratis Konstitusional berlandaskan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 beretos jiwa semangat Bhinneka Tunggal Ika.
“Salam Indonesia Maju dari Bumi Ranah Minang (Sumatera Barat)”.
Padang, Sumatera Barat, Rabu, 31 Mei 2023. #OPINI
(KBC/001).