SAMPIT, – Menjelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Koordinator Aliansi 7 Desa Kecamatan Cempaga Hulu Jhoni Sanjaya Suhin menyampaikan pandangannya paska penetapan tiga pasang calon bupati dan wakil bupati yang telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Dalam keterangannya, ia mengingatkan masyarakat agar memilih dengan bijak dan tidak terjebak oleh janji-janji manis yang kosong atau iming-iming materi.
Menurutnya, calon pemimpin yang harus dipilih adalah mereka yang benar-benar mau mendengar aspirasi rakyat kecil dan berkomitmen untuk mencari solusi konkret atas permasalahan yang ada.
“Kita harus memilih pemimpin yang mau peduli pada persoalan nyata yang dihadapi masyarakat, terutama terkait plasma perkebunan dan pemberdayaan melalui UMKM serta program kelompok tani. Ini bukan hanya soal janji, tapi soal siapa yang siap bekerja untuk rakyat kecil,” tegasnya Selasa, (24/9/2025).
Ia juga menyoroti permasalahan konflik antara masyarakat dan perusahaan yang kerap terjadi di Kotim, yang menurutnya belum ditangani dengan serius oleh pemimpin saat ini.
“Pemimpin yang sekarang justru terlihat lebih banyak memberikan janji tanpa realisasi. Mereka lebih banyak mengumbar janji tanpa tindakan nyata, bahkan lebih sibuk berkompromi dengan perusahaan-perusahaan besar daripada menyelesaikan konflik yang ada di masyarakat, sudah tahu kita rasanya masa mau dilanjutkan?” tambahnya.
Jhoni Sanjaya Suhin yang juga aktivis dan mantan Ketua Cabang GMKI Palangka Raya juga menegaskan bahwa masyarakat harus bijaksana dalam memilih pemimpin dan tidak mudah terpengaruh oleh janji sesaat apalagi karena uang.
“Kita harus arif dan bijaksana dalam memilih. Jangan sampai kepentingan kita sebagai rakyat kecil diabaikan karena tergiur janji-janji yang hanya sementara, memilih karena yang merah-merah tapi akhirnya 5 tahun bakarah” katanya.
Menurutnya, pemimpin saat ini telah kehilangan kepercayaan publik karena tidak konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Pemimpin yang sekarang telah tereliminasi dihati rakyat karena lebih mementingkan perusahaan daripada masyarakat. Alih-alih menyelesaikan konflik, mereka justru melakukan ‘lip service’ yang tak berdampak nyata, kami korbannya saat memperjuangkan plasma 20 persen beberapa waktu yang lalu” pungkasnya.
Dengan suasana politik yang semakin hangat di Kotim, memasuki babak baru paska penetapan nomor urut harapan masyarakat agar calon pemimpin yang terpilih nantinya benar-benar membawa perubahan dan solusi atas masalah-masalah yang selama ini menghantui warga, terutama terkait hak-hak masyarakat terhadap lahan plasma dan pemberdayaan ekonomi, perlindungan, advokasi serta adat budaya harus semakin diperkuat. //
Ikuti Kaltengbicara.com di Google News untuk dapatkan informasi lainnya.