PALANGKA RAYA, – Koalisi Huma Betang yang dipimpin oleh Agustiar Sabran dan Edy Pratowo menjadi simbol persatuan yang luar biasa bagi berbagai elemen masyarakat di Kalimantan Tengah. Koalisi ini berhasil menyatukan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, seperti tokoh Dayak, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Peristiwa ini bukan hanya menarik perhatian publik, tetapi juga memperlihatkan kekuatan kolaborasi lintas identitas untuk mewujudkan visi bersama.
Sekretaris Biro Pelajar & Mahasiswa DAD Kalimantan Tengah Periode 2021-2026, Sesa Mareki, ST menyampaikan bahwa persatuan ini tidak lepas dari peran sentral Agustiar Sabran, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah. Dengan kepemimpinannya, berbagai tokoh Dayak, termasuk Yansen Binti, Ketua Gerdayak Kalteng, telah memberikan dukungan penuh kepada pasangan Agustiar-Edy.
“Hal ini karena peran sentral Bapak Agustiar Sabran yang menjabat sebagai Ketua DAD Kalteng,” ucapnya, (6/10).
Di sisi lain, warga Nahdlatul Ulama (NU) dan para santri juga telah mendeklarasikan dukungan mereka kepada pasangan ini. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat Edy Pratowo merupakan kader NU yang pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) di Pulang Pisau. Rekam jejaknya yang kuat di organisasi NU membuatnya mendapat dukungan luas dari kalangan santri dan warga NU.
Tidak hanya NU, Muhammadiyah juga turut memberikan dukungan kepada pasangan ini. Ketua DPW PAN Kalteng, yang dipimpin oleh H. Achmad Diran, seorang tokoh senior Muhammadiyah, memperlihatkan bagaimana koalisi ini juga mampu merangkul Muhammadiyah. Dukungan Muhammadiyah menunjukkan bahwa persatuan dalam Koalisi Huma Betang tidak hanya mencakup kalangan tertentu, tetapi juga mampu menjembatani berbagai komunitas Islam besar di Indonesia, baik NU maupun Muhammadiyah.
Menurut Sesa, Koalisi Huma Betang Agustiar Sabran – Edy Pratowo ini pada akhirnya menjadi representasi dari sebuah persatuan yang menyatukan berbagai kelompok, tanpa memandang perbedaan latar belakang. Ini adalah wujud nyata dari semangat Huma Betang, yang tidak hanya mengakomodasi kepentingan adat dan agama, tetapi juga menyatukan berbagai elemen masyarakat demi mencapai kemajuan bersama. //
Ikuti Kaltengbicara.com di Google News untuk dapatkan informasi lainnya.