KaltengBicara.com – Sampit. Ketua Fraksi gerindra DPRD Kotim, Ary Dewar memprediksi dalam kurun 10 tahun kedepan karet di Kotim akan punah. Artinya produksi andalan masyarakat yang sempat booming itu terancam habis diganti dengan tanaman kelapa sawit. Sebab harga karet cenderung tidak pernah membaik.
“Kalau saya prediksi 10 tahun kedepan ini karet kita khususnya di Kotim akan habis dan sulit lagi, ini masalahnya karena petani-petani sudah banyak yang menebang pohon karetnya dan mengganti tanaman itu dengan yang lebih menjanjikan dan produktif,” kata Ary Dewar.
Ary menyebutkan karet merupakan salah satu produksi unggulan di Kotim, karet yang dihasilkan ini kemudian diekspor hingga ke mancanegara, salah satunya untuk bahan dasar kebutuhan karet. Namun sayangnya harga karet di daerah itu tidak pernah membaik, janji pemerintah pusat untuk menaikan harga itu dengan berbagai strategi tidak membuahkan hasil.
“Jauh sekali dibanding komoditas lain , saat ini karet masih dibawah angka Rp10 ribu perkilo padahal idealnya sudah hargs Rp15 ribu jika mengimbangi kebutuhan hidup di daerah itu. bayangkan mulai dari harga beras Rp 7.500 perkilo sampai sekarang 1500 harga karet begitu-begitu saja,” katanya.
Menurut Ary Dewar masa lalu Kotim memiliki produksi melimpah untuk sector karet kondisi ini tidak bertahan lama lantaran banyaknya peralihan menuju kebun kelapa sawit. Akibatnya puluhan hectare kebun karet iniditebang secara masal dan diganti. Kondisi ini terus saja terjadi berkelanjutan hingga saat ini sampai banyak kebun karet yang beralih.
“Kondisi ini sebenarnya merugikan daerah juga karena sektur unggulannya hilang sehingga nanti kedepannya, dan saya menyakini kedepannya karet ini akan sulit karena permintaan banyak suplai sedikit sehingga harga akan meningkat,” tegasnya Selasa, 28 Maret 2023.