WhatsApp Image 2024-11-19 at 18.26.50
WhatsApp Image 2024-11-19 at 18.02.38
WhatsApp Image 2024-11-19 at 18.26.50
WhatsApp Image 2024-11-19 at 18.02.38
WhatsApp Image 2024-11-03 at 10.25.36
WhatsApp Image 2024-11-01 at 18.28.09
previous arrow
next arrow

Tantangan Era Milenial Pada Pemilu Tahun 2024

Penulis : Epafras Tuidano, S.IP, M.Si., Sekfung Penelitian dan Pengembangan PP GMKI Masa Bakti 2022-2024.

Foto : Epafras Tuidano, S.IP, M.Si. Selaku Sekfung Litbang PP GMKI Masa Bakti 2022-2024

KALTENGBICARA.COM, OPINI – JAKARTA. Pemilu di Indonesia berlangsung dalam perkembangan dunia yang sangat cepat. Berbagai perubahan yang cepat dan meluas dalam kehidupan global, perlu diperhatikan dan direspon secara serius oleh setiap kita generasi mudah bangsa Indonesia, melalui proses pembangunan budaya dan proses demokrasi saat ini.

Segenap masyarakat Indonesia tengah menunggu pesta demokrasi Indonesia yang akan diselenggarakan pada 14 Februari Tahun 2024. Pesta demokrasi itu dimaksudkan untuk memilih pemimpin Indonesia dalam lima tahun kedepan, melalui Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pemilu Legislatif tidak hanya akan menentukan nasib para kandidat presiden dan calon wakil rakyat yang tengah berkontestasi, tetapi juga menentukan corak dan masa depan bangsa ini di tengah berbagai perubahan dan perkembangan global yang semakin cepat dan kompleks.

WhatsApp Image 2024-11-19 at 18.02.38
WhatsApp Image 2024-11-19 at 18.26.50

Kita tentu menyadari berbagai peluang dan tantangan serta resiko pemilu kali ini menjadi sangat krusial bagi masa depan Indonesia, karena Pemilu Tahun 2024 nanti di selenggarakan secara serentak pada penyelenggaraan Pemilu. Yang kemudian melibatkan kepentingan antar generasi X dan generasi milenial tentunya.

Ini menggambarkan betapa kompleks dan rumitnya pelaksanaan pemilu maka dengan itu menjadi kepentingan segenap pihak untuk melihat Pemilu Indonesia berjalan sukses dan menghasilkan  kepemimpinan yang dapat menjembatani dan mewujudkan semua kepentingan dari rakyat itu sendiri. Banyak harapan yang kemudian rakyat menggantukan pada pelaksanaan Pemilu kali ini.

Hal ini disebabkan Pemilu berada dalam rentang waktu yang strategis pada pembangunan bangsa Indonesia. Dalam rentang waktu beberapa tahun terakhir, emosi masyarakat dan bangsa ini diaduk-aduk oleh berbagai eskalasi politik yang terus meningkat oleh pernyataan dari kepentingan elit dan kelas menengah dalam politik. Magnet itu semakin mendekati Pilpres, semakin kuat tarikannya dan cenderung direspon oleh mereka yang berkontestasi dengan berbagai cara dan strategi dipertunjukan.

Sejatinya Pemilu harus menjadi pilar penting dalam membangun demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan kita yang plural, di tengah pertumbuhan generasi emas Indonesia yang mendambakan iklim kehidupan yang sehat. Generasi milenial yang hidup di era Revolusi Industri 4.0 yang kemudian akan menuju 5.0 perlu memiliki wadah dalam mengembangkan berbagai potensi sehingga partisipasinya dalam membangun negara ini di masa depan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pendidikan dan Pemilu

Pada prinsipnya pendidikan dan kebudayaan suatu bangsa seharusnya memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengembangkan dan mempersiapkan diri guna menghadapi tantangan dan perkembangan zaman yang sangat cepat berubah. Krisis pendidikan dan kebudayaan berdampak pada krisis di segala bidang. Di lain pihak heterogenitas bangsa Indonesia ibarat pedang bermata ganda.

Pada satu sisi kemajemukan dapat menjadi kekuatan konstruktif yang produktif dalam rangka membangun bangsa, tetapi disisi lain dapat menjadi faktor perpecahan. Hal ini dikarenakan kerusakan pendidikan mempengaruhi tatanan sosial yang lain termasuk cara berinteraksi anak bangsa dalam berdemokrasi. Berbagai persoalan pendidikan telah mempengaruhi tatanan sosial dan interaksi sosial serta kebudayaan masyarakat bangsa kita.

Berbagai indikator menjadi persoalan yang semakin nyata dan berkembang menjadi fakta. Itulah yang tengah kita hadapi sekarang ini. Bagaimana pendidikan kita yang lemah, telah menyebabkan lemahnya bangsa dan negara dalam mengurus dirinya terutama dalam berdemokrasi. Persoalan demokrasi yang dimaknai secara keliru akibat lemahnya pendidikan politik bangsa, korupsi yang meluas, kejahatan sosial dan maraknya peredaran narkoba, telah memberikan kedalaman bagi penyakit dan persoalan bangsa secara serius.

Maka generasi milenial kita semakin rentan oleh berbagai gangguan. Inilah tantangan nyata bagi pendidikan anak bangsa di masa kini dan masa depan yang disebabkan oleh persoalan struktural dan kultural pendidikan kita. Ini yang perlu dibenahi secara serius. Bagaimana pendidikan dapat mendorong percepatan pembangunan bangsa di tengah semakin sengitnya kehidupan dunia.

Industrialisasi yang tumbuh dengan pesat di Indonesia setelah modal asing masuk ke Indonesia pada akhir dasawarsa 1960-an telah mendorong mobilitas sosial berkembang ke arah yang lebih kompleks. Munculnya berbagai perilaku sosial baru sebagai cermin dari perubahan pola dan sistem sosial dari masyarakat agraris kepada masyarakat industrialis menyebabkan mobilitas sosial pada masyarakat mengalami konflik yang serius. Terjadi benturan nilai-nilai yang terwakili pada dua kutub, yaitu nilai-nilai tradisional yang identik dengan pola agraris dan nilai-nilai modernitas yang identik dengan pola industrialis.

Kita perlu menjalankan tugas-tugas pendidikan bagi anak bangsa dengan balutan kesadaran akan kepentingan dan masa depan bangsa Indonesia, bagaimana generasi milienial yang tumbuh menjadi bagian dari peluang besar demografi Indonesia untuk bangkit di masa depan.

Dalam perspektif gerakan membangun bangsa secara sistematis dan sistemik yang terkoordinasikan dan terhubung dengan baik dalam dimensi kebudayaan, politik, ekonomi, dan dimensi wacana global ini memberi pendidikan kepada masyarakat agar memiliki basis pijakan dalam dunia kekinian dengan lengkap. Pemilu merupakan representatif jawaban dari semua itu, jika pemilu menghasilkan pemimpin yang baik maka akan sangat berpengaruh pada proses pembangunan bangsa dari suma aspek dimasa depan.

Respon Kebangsaan dan Percepatan Perubahan Global

Gejala umum yang sangat penting menyangkut isu-isu perubahan di berbagai belahan dunia yang mencakup dimensi struktural dan kultural dalam masyarakat dan bangsa yaitu perubahan dunia yang berlarian dengan cepat membawa berbagai perubahan dan isu mendasar yang fundamental pada persoalan ekonomi, sosial, budaya, politik, serta proses demokratisasi di Indonesia.

Perubahan global ini jauh-jauh hari telah diingatkan beberapa tokoh futuristik terkenal, seperti Alvin Toffler dan John Naisbitt di awal tahun 1990-an, mereka memaparkan berbagai kemungkinan perkembangan dunia yang tidak semuanya selalu melaju seperti apa yang diharapkan, tetapi ada bagian-bagian lain yang menyimpang. Penyimpangan itu memberi konsekwensi yang tajam bagi kehidupan bersama manusia saat ini. Perubahan itu telah mendorong manusia dengan kehidupannya semakin sesak dengan kompetisi mengingat kehidupan semakin cepat dan berlarian dalam berbagai perubahan yang dramatis.

Berbagai perubahan yang sangat cepat dan meluas ini perlu terus diperhatikan dan direspon secara serius oleh segenap generasi penerus bangsa Indonesia, melalui proses pembangunan budaya dan proses demokrasi di dalam masyarakat.

Kegagalan merespon berbagai perubahan dalam lanskap kepentingan bersama dapat memberi konsekwaensi bagi melemahnya ikatan sosial sebagai masyarakat yang berujung pada melemahnya daya saing kita di tengah percaturan global.

Maka Pemilu Indonesia yang dimaksud untuk memilih elite kepemimpinan nasional sebagai upaya kolektif bangsa ini dalam menjaga amanah Indonesia yang diwariskan para pendahulu kita untuk perlu direspon secara serius dan bertanggungjawab.

Karena diyakini proses demokrasi yang berjalan dengan baik dan bertanggungjawab dalam Pemilu kita akan memberikan insentif bagi kemunculan elite kepemimpinan nasional yang dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar di masa depan.

Demokrasi kita sejatinya diselenggarakan dan dimaksudkan untuk tujuan yang dapat memberikan kepastian bagi pembagunan Indonesia, baik manusianya maupun infrastruktur sosial, politik, dan ekonomi serta kebudayanya.

Dengan demikian demokrasi kita dalam penyelenggaraannya perlu memperhatikan kepentingan aspek etis dan kepentingan bangsa yang lebih luas yang menjangkau proses dan tujuan memakmurkan dan memberi ketenangan bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan dan mempersoalkan pilihan-pilihan politik yang di ambilnya. Demokrasi perlu menjadi bagian yang menguatkan ide-ide kebangsaan.

Keberadaan generasi milenial sebagai pemilih terbesar dalam Pemilu kita perlu diperkuat partisipasinya dalam berdemokrasi dengan pemahaman dan kesadaran yang kuat, sehingga mereka dapat memutuskan pilihannya dengan baik dan bertanggungjawab tanpa intervensi dari pihak manapun. // (Frp)

#Opini

banner 325x300
pesona haka kalibata
error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights