KALTENGBICARA.COM – JAKARTA. Menjelang tahun politik 2024, tendesi politik semakin tinggi dan adanya upaya untuk melemahkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Dalam berbagai media sosial, ramai perbincangan beberapa kasus seperti penghinaan Presiden, LRT Jabodetabek salah design, sentimen negatif kunjungan Presiden Jokowi ke Tiongkok, debat sengit antara TNI Polri di Polrestabes Medan serta informasi hoax menyerang pemerintah.
“Kasus seperti ini bila tidak dibarengi informasi akurat berbahaya bagi dinamika politik Indonesia karena dapat menimbulkan situasi panik, kekacauan dan memecah belah masyarakat” kata Sekjen Perekat Nusa, Theo Cosner Tambunan
Theo Cosner mengungkapkan Pemilu 2024 akan didominasi oleh kalangan Gen Z dan milenial yaitu 60 persen.
“Anak muda memiliki peranan penting pada tatanan politik 2024 dibarengi dengan adanya penetrasi dan konstribusi penggunaan media sosial oleh kalangan gen z dan milenial” ucap Theo Cosner.
Theo Cosner menyatakan bahwa Presiden Jokowi memiliki peranan penting dalam menginisiasi kekuatan politik Gen Z dan milenial melalui Program kerja Presiden Jokowi.
Sayangnya munculnya informasi dan kasus yang melemahkan pemerintah Jokowi di media sosial oleh beberapa kelompok atau oknum tertentu.
“Saya menduga ada upaya sistemik untuk melemahkan kepercayaan Gen Z dan Milenial kepada Presiden Jokowi” tutur Theo Cosner.
Sekretaris Jenderal Perekat Nusa meminta kepada Polri dan penegakan hukum untuk saling sinergi untuk menjaga keamanan dan kondusifitas menjelang tahun politik 2024
Lebih lanjut, Theo Cosner juga mengajak elit politik, pendukung calon presiden serta masyarakat untuk menjaga tendesi politik di media sosial agar tidak memicu pecah belah (polarisasi) di tengah masyarakat
“Pilihan boleh berbeda, tapi kita jangan melakukan ujar kebencian untuk melemahkan pemerintah” tutup Theo Cosner. //
(KBC/010).