KaltengBicara.com – Sampit. Siswa di SDN 2 Ramban yang berada di Kecamtan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin Timur terpaksa belajar dengan kondisi bangunan sekolah yang sangat memprihatikan. Keramik di sekolah ini sudah hancur semua di tambah kondisi plafon atau langit-langit bangunan yang copot.
“Sudah bertahun-tahun kondisi sekolah kami begini. Beberapa kali sudah kami ajukan bantuan kepada dinas dan perusahan sekitar tapi tidak diperhatikan. Kalau sekolah di wilayah lain itu bagus semua,” ungkap Rusliansyah S. Pd selaku kepala sekolah SDN 2 Ramban pada Rabu, (18/01).
Rusliansyah S. Pd mengungkap sekolah yang dipimpinnya memiliki 34 siswa, 3 tenaga pengajar, 2 di antaranya berstatus PNS dan 1 Honorer. Menurutnya saat ini ada 3 ruang kelas dan 1 kantor yang digunakan namun sangat jauh dari kata layak. Sementara itu pun satu ruang kelas terpaksa digunakan untuk dua kelas.
“Jadi hanya tiga ruang kelas yang dapat dimanfaatkan dan itupun sangat jauh dari kata layak, meski demikian kami tetap berusaha maksimal untuk siswa dapat belajar karena mereka memiliki semangat yang besar untuk dapat menempuh pendidikan ditengah minimnya fasilitas sekolah,” ujar Rusliansyah.
Ditengah kondisi sekolah yang sangat ironis guru yang ada di desa ramban Alhamdulillah sekali tenaga pengajar di SDN 2 Ramban ini terus memaksimalkan kinerja mereka dengan apa yang ada untuk peserta didik tetap bisa meneruskan sekolah.
“Sudah bertahun-tahun kondisi sekolah kami tidak dilirik oleh dinas maupun pejabat yang berasal dari Kecamatan begendang terkhusus yang berasal dari Desa Ramban. Jangankan renovasi perbaikan ringan pun tidak pernah sama sekali, kami sangat berharap sekolah ini dapat diperhatikan oleh dinas pendidikan dan pejabat daerah saat melakukan reses ” tutup salah seorang Guru yang enggan di sebutkan namanya.
Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Hj Mariani sangat menyayangkan hal tersebut menurutnya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan agar segera turun kelapangan dan mengecek apa saja yang harus diperhatikan mulai dari kesejahteraan guru setempat hingga bangunan yang tidak layak tersebut supaya bisa dimasukan kedalam program pembangunan.
“saya minta dinas pendidikan segera ambil tindakan jangan menunggu bupati memerintah baru bergerak jelas tugas dan tanggung jawabnya sebagai dinas teknis” Pungkas Hj. Mariani.
Dia juga mengatakan sekolah yang bersangkutan pun diminta untuk berkaordinasi kekepala desa hingga pihak kecamatan supaya dana SCR perusahaan pun bisa direalisasikan untuk sekolah tersebut.
“Tentunya harus mengikuti prosedur yng ada misalnya meminta bantuan perusahaan sskitar harus ada permohonan proposalnya sebab setahu kami banyak perusahaan swasta yang bergerak dibidang kelapa sawit diwilayah tersebut.” Tutupnya. ///
(Jho).