KaltengBicara.com – Palangka Raya. Seperti kebiasaan setiap bulan Desember, di mana saja, warga masyarakat Kristiani, merayakan Natal dalam sukacita kebersamaan.
Hal yang sama, terjadi di Gereja Toraja, Sabtu (17/12) kemarin. Perayaan natal jemaat ini uniknya diiringi dengan musik tradisional etnis Batak, gondang taganing, yang menambah kesan persaudaraan dan kekeluargaan.
Memang dari antara warga jemaat ada yang datang dari keluarga campuran kedua etnis suku in. Gereja Toraja yang berlokasi di Jl. Strawberry Raya bundaran Juang 45 ini, beranggotakan tidak kurang dari 100-an kepala keluarga warga Toraja. Mereka ada yang berprofesi pegawai, guru, karyawan swasta, polisi dan tentara.
Gondang Batak mengiringi sejumlah lagu natal seperti Hai Mari Berhimpun, Malam Kudus, dan Muliakanlah.
Ketua Panitia Hari Besar Gereja Toraja, Abdul Siamanjutak, dalam sambutannya menyebut kolaborasi musik ini bertujuan mengakrabkan dan mempererat kedua suku yang dominan menjadi umat Kristiani di daerah ini. Peran musik besar sekali dalam pembentukan kesadaran iman di tengah Indonesia yang beragam.
Khotbah natal dibawakan oleh Pendeta Barnabas Malangi STh, yang mengetengahkan tema natal nasional PGI-KWI (Matius 2:12), dan pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Dalam sambutannya, Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) wilayah Kalteng, Irbar P. Senobua’ juga memuji semangat dan kebersamaan warga gereja, perantau Toraja yang terus mengabdi dan turut membangun daerah ini dalam segala bidang dan pekerjaan. Hal itu perlu semakin diperkuat dan ditingkatkan.
Seperti biasanya, ketika warga Toraja merayakan natal, pasti ada sajian kuliner khas dari kampung halaman, pa’piong duku bai, yaitu masakan daging babi dengan sayur mianna yang dimasak dalam buluh bambu. Semua warga dan tamu pun dengan asyik menikmatinya di ujung acara. ///(Cis)