JAKARTA – Ketua Aliansi Gerakan Muda Bersatu ( AGMB) Jo Nababan menilai, bahwa saat ini terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, lebih dominan memilki hawa panas dibandingkan kesejukan ruangan. Hal ini juga dirasakan oleh para pengunjung Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno – Hatta. Senin (10/3/2025)
Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan wajah Indonesia di mata dunia Internasional, harus tercoreng hanya karena persoalan sepele, yaitu karena kurang nya perhatian terkait suhu ruangan.
Menurut Jo, saat ini Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno- Hatta yang merupakan kebanggaan Indonesia di mata Dunia Internasional mengalami kebobrokan, Jo Nababan sangat menyayangkan hal tersebut dan insiden memalukan seperti ini, seharusnya tidak perlu terjadi.
“ Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini merupakan Jantung utama jalur penerbangan Indonesia di mata Dunia Internasional, tapi sangat disayangkan ya, hanya perkara AC jadi mengurangi kenyaman. Apalagi banyak sekali turis asing disini, jangan buat malu Indonesia lah. Masa lebih dingin Stasiun Senen daripada Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta sih”
Hal lain juga disampaikan oleh Sekertaris Jendral AGMB Nino Penau yang merasa sangat kecewa terhadap kebobrokan yang menimpa Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Nino merasa aneh dan janggal atas peristiwa yang terjadi di Terminal 3 Bandara Soekarno – Hatta yang merupakan Bandara terbaik di Republik Indonesia.
“ Lucu, Geli, dan aneh. Masa iya lebih dingin bandara di daerah saya, bandar udara Komodo, daripada Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang dimana banyak orang penting menggunakan fasilitas di Terminal 3 ini. Saya bingung siapa sih pihak yang berwenang dalam menangani insiden ini, Harusnya mereka bertanggung jawab dong jangan cuman pangku kaki di ruangan mereka yang sudah dingin”
Hal janggal lain juga ditemukan di Terminal 3 Badara Internasional Soekarno- Hatta yaitu hadirnya Taman Vertikal dan Layar Raksasa ( Giant Screen) yang menampilkan suasana alam di area pengambilan bagasi. Sekjen AGMB mempertanyakan apa tujuan keberadaan Giant Screen, jika bandaranya sendiri masih panas.
“ Ini aneh penyakitnya apa dikasih obatnya apa, Ini kan pendingin ruangannya yang bermasalah, kok malah dikasih gimmick tanaman, lucu kan. Ini kita kan sedang efisiensi anggaran, tapi ini malah buang anggaran buat hal gak jelas, Harusnya sih para petinggi angkara pura lebih bijak dalam menggunakan anggaran, terkhusus di bidang Teknik Angkasa Pura.”
Kritik yang sama juga disampaikan oleh Ketua AGMB Jo Nababan, yang menilai persoalan ini tidak bisa dianggap enteng, mengingat vitalnya Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai Wajah Indonesia di mata Dunia Internasional. Jo meminta agar masalah ini bisa segera dituntaskan oleh pihak Angkasa Pura.
“ Setialah terhadap perkara-perkara kecil, masalah kesejukan ruangan saja tidak bisa diurus, apalagi diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Ikan busuk harus dipotong dari kepalanya jangan sampai baunya menyebar kemana-mana. Muhammad Suriawan Wakan sebagai Direktur Teknik Angkasa Pura harus bertanggung jawab atas masalah ini. Kalau tidak sanggup yah lempar handuk saja, masih banyak kok, orang top di Republik ini”
Berkaitan dengan masalah kesejukan ruangan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Aliansi Gerakan Muda Bersatu ( AGMB ) akan fokus dalam memantau dan mengawal persoalan ini. AGMB tidak mau Wajah Indonseia tercoreng hanya karena masalah kecil seperti ini. Bahkan lebih lanjut, AGMB tidak akan segan-segan untuk melakukan aksi turun ke jalan sebagai bentuk protes mereka terhadap kinerja Direktur Teknik Angkasa Pura.
Ikuti Kaltengbicara.com di Google News untuk dapatkan informasi lainnya.
